TERPAKSA JADI PLAYER ORGAN TUNGGAL
Bermain musik adalah hobi sejak kecil, bahkan sejak kelas 4 SD sudah sering tampil bermain musik, walau hanya musik pinggiran, yaitu seruling bambu.
Pendidikan dasar musik....! wow jauh dari harapan...... les, privat maupun sekolah musik belum pernah sekalipun kami sentuh. Kami bermain musik hanya asal asalan dan happy aja. Dari kebiasaan kupul-kumpul dengan teman menjadikan musik asal bunyi merasuk dalam jiwa. Ngga peduli dengan aturan bermain musik yang formal. Not balok maupun not angkapun walau pernah belajar dari guru SMP saat pelajaran teori musik juga nga pernah nyantel. Bagi kami-kami yang penting bermain musik asal enak. Guru kami adalah teman kumpul dan coba-coba.
Beruntung dari tabungan sedikit-demi sedikit kami bisa beli keyboard, dari situlah kecelakaan menjadi player organ tunggal terjadi. Dua bulan setelah beli keyboard merek Casio CTK (entah type berapa lupa) instansi tempat kerja juga beli seperangkat alat musik. Dan tentu juga ada keyboardnya. Dan yang jelas ternyata keyboard yang dibeli adalah keyboar profesional. Hampir setiap pulang kerja kami selalu bermain musik (mumpung gratis). Ternyata bosan juga setelah bermain tanpa arah.
Kasihan juga semua alat musik yang tersedia. Akhirnya ndongrok ngga ada yang menyentuh, apalagi membersihkannya.
Dari pada rusak..... hanya keyboard yang kami ambil dan dipakai tiap jam istirahat ruang kantor.
Awal krisis tahun 1998 saat orang punya hajat mulai ramai organ tunggal karena biaya murah dan praktis kepikiran juga untuk bisa bermain, tapi ngga tahu gimana caranya.
Jadi player organ tunggal......... wow ngga kebayang bakal dilakoni. Ini juga karena kepepet. Saat teman sekantor punya hajatan menikahkan adiknya telah telah merencanakan hiburan organ tunggal. Bahkan saat itu sudah menjadi hal lumrah mencantumkan hiburan dalam surat undangan. Apa daya player yang telah menyanggupinya dan telah menerima uang tanda jadi membatalkan sepihak karena halangan dua hari mejelang hari H. Akhirnya dengan setengan memaksa kami diminta untuk menggantinannya.
Gimana cari penyanyi, trus mengaturnya...... semua serba mendadak. Tapi akhirnya Allah memberikan kemudahan. Seorang mahasiswi cantik datang dan menawarkan diri untuk membantu mengatur sekaligus menjadi penyanyi, kebetulan mahasiswi adalah vokalis organ tunggal profesional. Untuk acara yang masih kurang dua hari harus kami manfaatkan sebaik-baiknya. Dengan bantuan mahasiwi yang siap menjadi vokalis kami berburu disket style dan song keyboard merk Technick KN. Alhamdulillah dari dua toko musik di Semarang kami bisa memperoleh disket tersebut. Agar terkesan bahwa group dadakan kami adalah group yang mempunyai ciri khusus, vokalis tersebut menyarankan lagu yang kami bawakan adalah lagu-lagu yang halus dan sopan. Dua orang vokalisnya juga harus berpenampilan sopan serta beljilbab. Padahal saat itu hampir sebagian besar vokalis organ tunggal berpakaian menantang dan erotis. Dari situlah kami memulai menjadi player organ tunggal. Dengan bekal latihan dan lagu serta vokalis yang cantik beljilbab ternyata menjadi ciri khas dan banyak job diacara nikahan maupun khitanan khususnya acara di gedung.
Pendidikan dasar musik....! wow jauh dari harapan...... les, privat maupun sekolah musik belum pernah sekalipun kami sentuh. Kami bermain musik hanya asal asalan dan happy aja. Dari kebiasaan kupul-kumpul dengan teman menjadikan musik asal bunyi merasuk dalam jiwa. Ngga peduli dengan aturan bermain musik yang formal. Not balok maupun not angkapun walau pernah belajar dari guru SMP saat pelajaran teori musik juga nga pernah nyantel. Bagi kami-kami yang penting bermain musik asal enak. Guru kami adalah teman kumpul dan coba-coba.
Beruntung dari tabungan sedikit-demi sedikit kami bisa beli keyboard, dari situlah kecelakaan menjadi player organ tunggal terjadi. Dua bulan setelah beli keyboard merek Casio CTK (entah type berapa lupa) instansi tempat kerja juga beli seperangkat alat musik. Dan tentu juga ada keyboardnya. Dan yang jelas ternyata keyboard yang dibeli adalah keyboar profesional. Hampir setiap pulang kerja kami selalu bermain musik (mumpung gratis). Ternyata bosan juga setelah bermain tanpa arah.
Kasihan juga semua alat musik yang tersedia. Akhirnya ndongrok ngga ada yang menyentuh, apalagi membersihkannya.
Dari pada rusak..... hanya keyboard yang kami ambil dan dipakai tiap jam istirahat ruang kantor.
Awal krisis tahun 1998 saat orang punya hajat mulai ramai organ tunggal karena biaya murah dan praktis kepikiran juga untuk bisa bermain, tapi ngga tahu gimana caranya.
Jadi player organ tunggal......... wow ngga kebayang bakal dilakoni. Ini juga karena kepepet. Saat teman sekantor punya hajatan menikahkan adiknya telah telah merencanakan hiburan organ tunggal. Bahkan saat itu sudah menjadi hal lumrah mencantumkan hiburan dalam surat undangan. Apa daya player yang telah menyanggupinya dan telah menerima uang tanda jadi membatalkan sepihak karena halangan dua hari mejelang hari H. Akhirnya dengan setengan memaksa kami diminta untuk menggantinannya.
Gimana cari penyanyi, trus mengaturnya...... semua serba mendadak. Tapi akhirnya Allah memberikan kemudahan. Seorang mahasiswi cantik datang dan menawarkan diri untuk membantu mengatur sekaligus menjadi penyanyi, kebetulan mahasiswi adalah vokalis organ tunggal profesional. Untuk acara yang masih kurang dua hari harus kami manfaatkan sebaik-baiknya. Dengan bantuan mahasiwi yang siap menjadi vokalis kami berburu disket style dan song keyboard merk Technick KN. Alhamdulillah dari dua toko musik di Semarang kami bisa memperoleh disket tersebut. Agar terkesan bahwa group dadakan kami adalah group yang mempunyai ciri khusus, vokalis tersebut menyarankan lagu yang kami bawakan adalah lagu-lagu yang halus dan sopan. Dua orang vokalisnya juga harus berpenampilan sopan serta beljilbab. Padahal saat itu hampir sebagian besar vokalis organ tunggal berpakaian menantang dan erotis. Dari situlah kami memulai menjadi player organ tunggal. Dengan bekal latihan dan lagu serta vokalis yang cantik beljilbab ternyata menjadi ciri khas dan banyak job diacara nikahan maupun khitanan khususnya acara di gedung.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home